Devie Rahmawati, Akademisi Vokasi UI Ditunjuk Sebagai Pengamat Ahli Independen Pemilu Presiden Rusia

- 16 Maret 2024, 05:04 WIB
Devie Rahmawati, seorang akademisi Vokasi dari Universitas Indonesia (UI).
Devie Rahmawati, seorang akademisi Vokasi dari Universitas Indonesia (UI). /ANTARA/Foto: dokumen pribadi/

WARTA TIDORE - Devie Rahmawati, seorang akademisi Vokasi dari Universitas Indonesia (UI), telah ditunjuk sebagai pengamat ahli independen untuk Pemilu Presiden Rusia yang berlangsung selama 3 hari, 15-17 Maret 2024 di Kazan National Research Tecnological University, Innopolis, Adymnar Polylingual Complex, IT Park.

"Dalam pemilihan Presiden Rusia yang kedelapan dalam sejarah pemilihan presiden modern di Rusia ini, sebanyak 112.309.947 pemilih di dalam negeri dan 1.890.863 pemilih di 144 negara turut serta," ujar Devie Rahmawati, yang juga merupakan peneliti dan pengajar tetap Vokasi Humas, dalam keterangannya pada Jumat, 15 Maret 2024.

Devie menyebutkan bahwa terdapat 4 catatan penting dari Pemilu Presiden Rusia ini, yaitu aspek komunikasi, administrasi, teknis, dan insentif. Dari sisi komunikasi publik, para kandidat presiden tidak melakukan kampanye secara massif di ruang publik yang dapat menyebabkan gangguan visual seperti baliho, spanduk, atau poster.

Di Rusia, kandidat memanfaatkan saluran media seperti TV, radio, surat kabar, dan media digital untuk berkampanye. Dari sisi administrasi, Rusia memiliki kandidat yang berasal dari dua jalur, yaitu diusung oleh partai politik dan mencalonkan diri secara independen.

"Pada tahun 2024, terdapat 4 kandidat, di mana 3 orang diusung oleh partai politik dan 1 orang dari jalur independen. Awalnya terdapat 33 nominasi yang terdiri dari 9 orang diusung oleh partai politik dan 24 orang yang mencalonkan diri sendiri," papar Devie Rahmawati.

"Dari segi teknis, terdapat beberapa perbedaan yang dapat dijadikan pelajaran bagi Indonesia. Pertama, dari 89 wilayah, 28 wilayah sudah menggunakan sistem pemilihan elektronik (Remote Electronic Voting) di vybory.gov.ru dan mos.ru, khususnya di Moscow. Ada sekitar 38 juta pemilih yang berpartisipasi secara elektronik. Kedua, pada surat suara mereka, tidak terdapat foto kandidat, hanya nama beserta CV ringkas kandidat, yang disajikan dalam dua bahasa Rusia dan bahasa daerah masing-masing, seperti di Kazan," terangnya.

"Setiap surat suara memiliki tanda cap dan nomor unik yang berbeda untuk setiap surat suara. Ketiga, waktu pemilihan berlangsung dari pukul 08.00 hingga 20.00. Keempat, hasil awal akan diumumkan pada pukul 21.00 di hari terakhir pemilihan, tanggal 17 Maret 2024. Hasil resmi baru akan diumumkan 10 hari setelah pemilu," pungkasnya.

"Kelima, tidak ada tradisi exit poll atau quick count. Keenam, mereka memiliki kotak suara bergerak (mobile), yang dibawa untuk menemui warga yang tidak dapat memilih karena berbagai alasan. Kotak tersebut diawasi oleh empat orang, yaitu polisi, pengamat, dan dua orang dari panitia penyelenggara pemilu. Ketujuh, kotak suara berbentuk transparan, di mana warga yang tidak ingin terlihat pilihannya, dapat melipat kertas suara. Kedelapan, tidak ada tinta setelah pemilih memberikan suara, karena pemilih tidak dapat memilih di tempat di mana dia tidak terdaftar," jelasnya.

"Pemilih cukup menunjukkan paspornya sebagai bukti kependudukan. Bagi warga yang tidak ada di wilayah di mana dia seharusnya memilih pada hari pemilihan, bila dia ingin memilih, harus melaporkan ke pihak berwenang, minimal 45 hari sebelum pelaksanaan pemilihan. Karena tiga hari sebelum pemilihan, data pemilih sudah ditetapkan," katanya.

Halaman:

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x