Ketika ada pesanan, ia dapat menerima pembayaran secara langsung tanpa penundaan. Yuli pernah mendapatkan penghasilan sekitar Rp800 ribu dalam waktu tiga minggu. Ia menerima pesanan tanpa mengganggu tanggung jawab utamanya dalam mengurus rumah tangga.
Selain Yuli, ada juga Hafsah yang telah menjadi perajin eceng gondok sejak tahun 2015. Sebagai seorang perajin, Hafsah merasa bangga karena hasil karyanya dinikmati oleh banyak orang, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri.
Baca Juga: Seorang Pengusaha Indonesia Kenalkan Kopi Luwak di China
"Kami bangga sebagai perajin karena eceng gondok awalnya merupakan tanaman liar yang mengganggu. Namun, dari tanaman ini kami dapat menciptakan produk bernilai," kata Hafsa
Meskipun permintaan dari luar negeri belum dapat diterima dalam jumlah besar, ratusan pesanan telah berhasil diselesaikan bersama dengan belasan perajin lainnya.
Sebagai seorang ibu tunggal, pekerjaan sebagai perajin telah membantu perekonomian keluarga Hafsah, terutama dalam membiayai pendidikan keempat anaknya.
Selain menganyam, Hafsah juga melakukan tahap-tahap penyelesaian produk seperti menjahit, membuat tali, melapisi tali tas dengan lem, dan tahap-tahap penyelesaian lainnya. Pekerjaan ini dapat memberikan penghasilan sekitar Rp2 juta per bulan.***