WNI Berobat ke Luar Negeri, Segini Kerugian Negara

- 24 April 2024, 17:16 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pernyataan kepada pers setelah membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, pada hari Rabu (24/4/2024).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pernyataan kepada pers setelah membuka Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, pada hari Rabu (24/4/2024). /ANTARA/Andi Firdaus/

WARTA TIDORE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kerugian negara sebesar Rp180 triliun karena Warga Negara Indonesia (WNI) lebih memilih untuk berobat ke luar negeri.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam pidatonya pada acara pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten, pada hari Rabu, 24 April 2024.

"Ini saya sampaikan lagi, lebih dari satu juta masyarakat kita pergi berobat ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Eropa, Amerika, dan kita kehilangan 11,5 miliar dolar AS. Jika dihitung dalam rupiah, kerugian tersebut mencapai 180 triliun," kata Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, perlu ada penanganan terhadap penyebab dari situasi tersebut, dan setiap kendala yang muncul harus segera diatasi.

"Karena masyarakat kita tidak ingin berobat di dalam negeri, dan tentu ada alasan di balik hal itu. Pertanyaannya, mengapa mereka enggan berobat di dalam negeri? Persoalan ini harus segera diatasi," ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mencurigai, masalah tersebut juga dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan produksi bahan baku farmasi secara mandiri di Indonesia yang hingga saat ini masih perlu ditingkatkan.

"Sebanyak 90 bahan baku farmasi masih diimpor, dan 52 persen alat kesehatan juga masih didominasi oleh impor. Tidak masalah jika hal-hal seperti jarum, ranjang tidur, alat infus, dan selang masih diimpor, tetapi kita harus mampu memproduksi hal-hal tersebut sendiri," katanya.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x