Network
WARTA TIDORE - Kemenag Provinsi Aceh mengumumkan bahwa sebanyak 1.028 calon jamaah haji (CJH) dari daerah tersebut memilih menunda keberangkatan haji tahun 2023, dengan berbagai alasan seperti ekonomi dan faktor keluarga.
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Aceh, Azhari, menyatakan bahwa mayoritas CJH Aceh memilih menunda keberangkatan karena alasan ekonomi yang membuat mereka tidak mampu membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).
Baca Juga: 8.000 Kuota Tambahan Haji, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Usulkan Peruntukannya
"Akibat alasan ekonomi, ada juga kebijakan penggabungan antara suami dan istri atau pendamping lansia yang tidak berlaku lagi. Namun, alasan ekonomi adalah yang paling dominan, yakni ketidakmampuan membayar Bipih," kata Azhari, yang diutarakan oleh Pranata Humas Kemenag Aceh, Amwar Citra Hutabarat. Dikutip dari Antara pada Jumat, 19 Mei 2023.
Ia menjelaskan, Aceh mendapatkan kuota 4.378 jamaah haji untuk tahun 2023. Selain itu, ada 411 orang sebagai cadangan pertama, 216 orang sebagai cadangan kedua, dan penambahan 465 orang sebagai cadangan ketiga, sehingga totalnya menjadi 5.470 orang yang terdaftar untuk berangkat.
Baca Juga: Calon Jamaah Haji Kota Tidore Kepulauan Maluku Utara Dapat Bimbingan dan Praktek Manasik
Dari total jumlah jamaah yang berhak berangkat itu, Azhari mengungkapkan bahwa sebanyak 1.028 CJH asal Aceh memilih untuk menunda keberangkatan mereka, sehingga posisi mereka akan digantikan oleh jamaah dari kelompok cadangan.
"Jadi, jumlah orang yang berangkat tetap sama dengan kuota yaitu 4.378 orang, ditambah petugas sehingga totalnya menjadi 4.393 orang. Saat ini, sebanyak 4.344 orang telah membayar Bipih dan siap berangkat, sementara 34 orang belum membayar Bipih," jelasnya.
