Network
WARTA TIDORE - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan warga yang tinggal di daerah hilir untuk mewaspadai potensi guguran lava Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
"Hati-hati dengan akumulasi material hasil erupsi efusif di lembah-lembah yang berpotensi menjadi guguran lava ke daerah hilir," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam laporan aktivitas Gunung Karangetang yang dibagikan oleh Kepala Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang dalam grup percakapan Info Gunung Api Sitaro pada Kamis, 11 April 2024.
Dalam laporan periode 16 - 31 Maret, masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Karangetang atau yang akan melintasi lembah/sungai diminta untuk tetap waspada, juga terhadap potensi bahaya lahar saat hujan dari puncak.
PVMBG menetapkan level aktivitas pada tingkat II (waspada), sehingga masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas atau mendekati area dalam radius 1,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara), serta 2,5 kilometer pada sektor barat daya dan selatan.
Warga di sekitar Gunung Karangetang disarankan untuk menyiapkan masker penutup hidung dan mulut sebagai langkah antisipasi gangguan saluran pernapasan akibat hujan abu.
Hendra menjelaskan bahwa tingkat aktivitas akan dievaluasi secara berkala dan akan dikeluarkan perubahan jika terjadi aktivitas yang signifikan. Pemantauan intensif tetap dilakukan oleh PVMBG.
Dia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh berita palsu tentang erupsi Gunung Karangetang, serta selalu mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro.
Pemerintah daerah juga diharapkan terus berkoordinasi dengan Pos PGA Karangetang di Desa Salili, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Kepulauan Sitaro, atau PVMBG.
"Masyarakat, BNPB, BPBD Provinsi Sulawesi Utara, BPBD Kabupaten Sitaro, dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas Gunung Karangetang dan rekomendasinya melalui aplikasi MAGMA Indonesia," katanya.***
