Mensos Tegur Pelaku Kekerasan Terhadap 2 Anak di Kelurahan Patokan Jawa Timur

- 1 April 2024, 22:39 WIB
Mensos Tri Rismaharini memberikan perhatian dan pendampingan khusus terhadap kasus kekerasan yang dilakukan oleh orang tua kandung terhadap anak balita di Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.
Mensos Tri Rismaharini memberikan perhatian dan pendampingan khusus terhadap kasus kekerasan yang dilakukan oleh orang tua kandung terhadap anak balita di Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. /ANTARA/Biro Humas Kemensos/

WARTA TIDORE - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini berhasil menyelamatkan keluarga Dwi Ari Sandy (28), yang merupakan ayah sekaligus pelaku kekerasan terhadap kedua anak kandungnya di Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Kementerian Sosial di Jakarta pada Senin malam, Mensos Risma secara langsung menegur Sandy dan meminta agar tidak mengulangi perbuatannya. Ia juga meminta jaminan dari pelaku untuk tidak melakukan kekerasan lagi.

"Saya tahu ini sudah diselesaikan, tapi saya ingin kamu berjanji tidak akan mengulanginya. Saya akan membantu kamu untuk mendapatkan pekerjaan dan juga akan memulangkan istrimu," tegasnya.

Tidak berhenti di situ, ia juga menghubungi KBRI di Singapura dan kemudian menghubungi agen yang menempatkan istri Sandy, Siti Sholihah, di Singapura agar dapat dihubungkan langsung.

"Saya ingin Siti bisa pulang. Kasihan keluargamu. Kasihan anak-anakmu. Meskipun di sana uangnya banyak, tapi kasihan keluargamu. Kamu tidak perlu khawatir tentang ganti rugi karena putus kontrak, nanti saya yang akan menyelesaikannya," katanya.

Risma menyatakan, pihaknya akan memberikan pelatihan dan pekerjaan kepada Siti melalui sentra yang dimiliki Kementerian Sosial di Bali, sambil tetap mengikutsertakan kedua anak balita mereka.

Pada akhir pertemuan, ia merasa lega karena upaya penyelamatan keluarga kecil tersebut menunjukkan hasil.

Adapun kasus kekerasan ini dipicu oleh hubungan yang tidak harmonis antara Sandy dan Siti, ditambah dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil, sehingga berdampak pada anak-anak mereka yang hidup dalam tekanan.

Salah satu anak mereka yang berusia 2 tahun, dengan inisial K, menjadi pelampiasan kemarahan Sandy karena tidak mendapatkan akses untuk membuka media sosial Siti yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura.***

Editor: Iswan Dukomalamo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x