Kelima, pasien yang mengonsumsi obat pencegah pendarahan dapat mengalami pendarahan yang berkepanjangan setelah proses bekam.
Dan keenam, orang-orang dengan kelainan darah seperti purpura trombositopenik idiopatik (ITP) dapat mengalami pendarahan yang berkepanjangan setelah bekam.
Jadi, beberapa hal perlu diperhatikan saat melakukan bekam. Bekam tidak boleh dilakukan sembarangan.
"Ikuti kontraindikasi dengan baik," pinta dr. Agus.
Dia menambahkan, juga penting untuk memperhatikan daerah yang akan dibekam, sebaiknya sesuai dengan titik-titik sunnah.
Hindari melakukan bekam di lubang-lubang seperti hidung atau mulut, di bagian pembuluh darah besar, atau di lipatan-lipatan kulit. Ada beberapa tempat yang sebaiknya dihindari untuk dibekam.
Apakah diperlukan rujukan medis sebelum melakukan bekam?
Sebelum melakukan bekam, perlu memperhatikan aspek medis seperti kontraindikasi, indikasi, atau risiko-risiko yang mungkin terjadi setelah bekam.
Tidak semua orang yang datang harus melakukan bekam, perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.
"Minimal periksa tekanan darah terlebih dahulu, karena tekanan darah rendah dapat meningkatkan risiko. Juga periksa riwayat penyakitnya terlebih dahulu, aspek medis juga penting untuk diperhatikan," tandasnya.***